Pendapat Yang Baik dan Kedermawanan


Pendapat Yang Baik dan Kedermawanan

Dikisahkan bahwa Khalifah Harun Ar-Rasyid memiliki seorang Jariyah(budak perempuan) yang berparas buruk. Pada suatu harikhalifah sedang menghamburkan uang, sehingga seluruh jariyah berebut mengambilnya, akan tetapi, jariyah yang berparas buruk tadi hanya berdiri sambil menatap wajah Harun Ar-Rasyid. Ia bertanya kepada jariyah tersebut,"Apakah engkau tidak ingin ikut mencari uang"? Ia menjawab, "Yang mereka cari adalah uang, sedangkan aku mencari pemilik uang tersebut." Harun Ar-Rasyid kagum dengan jawaban yang ia berikan dan mendekatinya sambil memujinya.

Setelah itu, tersebar berita kepada para penguasa bahwa Harun Ar-Rasyid sedang mabuk kepayang dengan jariyahnya sendiri yang berkulit hitam. Setelah berita itu terdengar oleh Harun Ar-Rasyid, ia pun mengundang seluruh penguasa dan mengumpulkannya, ia lalu memerintahkan untuk menghadirkan para jariyahnya dan memberikan sebuah gelas yang terbuat dari permata kepada setiap jariyahnya dan menyuruh mereka melempar gelas tersebut. 

Tidak seorangpun yang mau melaksanakan perintahnya sehingga tibalah giliran jariyah yang berparas buruk. Kemudian gelas tersebut dilempar olehnya hingga pecah. Harun Ar-Rasyid berkata,"Lihatlah jariyah yang buruk ini rupa ini dan kelakuannya yang tidak sopan." Lantas ia bertanya, "Mengapa engkau memecahkannya?" Ia menjawab,"Anda sendiri yang memerintahkan ku untuk memecahkannya. Aku berpendapat bahwa jika aku memecahkannya, maka harta khalifah yang berkurang. Sebaliknya jika aku tidak memecahkannya, maka perintah khalifah yang akan berkurang(tidak dihargai). 

Dan menurut ku yang pertama lebih baik bagi ku demi hormat ku padaperintah khalifah. Dan juga berpendapat bahwa memecahkannya berarti sebuah kegilaan, dan tidak memecahkannya berarti sebuah pembangkangan. Dan aku lebih suka memilih pendapat ku yang pertama." Maka para raja yang hadir memujinya dan akhirnya memaklumi jika Harun Ar-Rasyid tergila-gila terhadapnya. Wallaahu a'lam.*


Kedermawanan

Pendapat Yang Baik dan Kedermawanan

Dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki sedang tidur di mesjid sambil membawa sekantung uang. Ketika terjaga, ia tidak menemukan kantung uangnya. Ia melihat Ja'far Ash-Shadiq sedang melaksanakan shalat serta melihat sekantung uang tergantung di tubuhnya, Setelah Ja'far selesai shalat lelaki itu menarik kantong tersebut dari badan Ja'far.

Ja'far bertanya, " Apa yang kau lakukan ?" Ia menjawab, "Kau telah mencuri kanting uangku."
"Berapa jumlah uang terdapat di dalamnya? Ja'far kembali bertanya.  Ia menjawab,"seribu dinar." Kemudian Ja'far pulang kerumahnya dan memberinya seribu dinar. Laki-laki tersebut menerimanya dan pergi menuju sahabat-sahabatnya. Lalu sahabatnya berkata," Kantung uang mu ada pada kami, kami hanya bercanda."


Lalu ia datang dengan uang dinar yang cukup banyak dan bertanya kepada mereka siapakah gerangan orang tersebut yang telah memberinya uang seribu dinar. Mereka menjelaskan bahwa dia adalah putra dari paman Rasullullah S.A.W. Kemudian ia langsung pergi menemuinya dan mengembalikan uang tersebut. Tetapi Ja'far menolak dan berkata," Sesungguhnya jika kami telah mengeluarkan sesuatu dari harta kami, maka kami tidak akan menerimanya kembali."Wallahu a'lam.*

Sumber : Buku Kisah Orang Shaleh dan Thaleh

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pendapat Yang Baik dan Kedermawanan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel