Ketika Kenyataan Tidak Sesuai Dengan Harapan

Ketika Kenyataan Tidak Sesuai Dengan Harapan
ilustrasi image
Ketikan ini semua terjadi dan nyata dalam kehidupan kita. Maka rasanya sangat sulit untuk dipungkiri bagaimana sesungguhnya semua itu bisa terjadi dengan begitu cepat. Namun itulah kenyataan yang sesungguhnya.

Saat kita dilahirkan kedunia ini tentunya dengan perantaraan antara kedua orang tua kita. Jika tanpa orang tua maka mustahil kita bisa lahir ke alam dunia ini. Sebagai gantinya maka hendaklah kita dengan secara seksama mencukuri atas segala apa yang diberikan oleh sang pencipta kepada kita dan kepada kedua orang tua kita.

Keluarga adalah yang utama dalam hidup ini, dimana disana tempat berkumpulnya sanak saudara, famili kerabat dan jiran semua. Namun diantara semua karunia Tuhan yang begitu indah pada kita manusia. Namun Tuhan tetap saja tetap saja menghiasi keluarga kita seorang yang lain ketengah-tengah keindahan tersebut. Tidak semua anggota keluarga kita menjadi baik. Tidak semua anggota keluarga kita jahat, tidak semua pintar, tidak semua bodoh. Namun itu adalah hiasan dalam hidup.

Aku punya seorang paman yang tutur bahasa serta prilaku dalam bermasyarakat sangatlah baik dan menyentuh. Namun ketika di dalam kekeluargaan paman ku itu selalu rakus diantara sesama saudaranya. Semoga saja kita bisa terhindar dari sifatnya itu.

Aku bukannya mengungkit-ukit dengan apa yang sudah terjadi. Tetapi inilah realita dalam kehidupan sesungguhnya. Kakek ku memang orang kaya dan banyak harta dari cerita orang-orang kakek adalah seorang juragan tanah. Dari cerita itu pula aku mengetahui kakek ku dulu itu adalah seorang tentara salah seorang pengusir penjajah dari tanah negeri ini.

Pensiun dari satu kakek berjualan dan kakek menjadi seorang pedagang yang lumayan sukses. Keluarga kakek adalah orang orang tersohor dan mengerti akan agama. Keluarga kakek banyak yang menjadi tgk-tgk. Tetapi aku tidak mengenal mereka kecuali kakek ku sendiri.

Tidak hanya itu bahkan dulu saat aku masih kecil aku sering mendengarkan cerita tentang kakek ku pada ibu ku dan juga pada nenek ku. Seiring waktu berlalu dan masa terus berganti mereka yang duluan maka juga pergi duluan hingga menutup usia satu persatu.

Maka tinggallah kami cucunya dan paman yang merupakan anak laki-laki satu-satunya dari kakek ku. Anak kakek ku cuman satu laki-laki yaitu paman ku itu.

Yang namanya anak laki-laki sudah tentu mempunyai banyak pembagian warisan dari harta kakek ku itu. Jika mengingat tentang harta warisan kakek sudah tidak terbilang lagi karena kakek memang sang jurangan tanah. Rumah, Kebun, Sawah, Ladang dan lainnya memang sudah banyak sekali.

Namun ketika yang sayangnya ketika pembagian warisan sudah tidak sesuai. Semua dicaplok oleh paman ku. Bahkan untuk untuk semua saudaranya yang sedarah yaitu kaka dan adik perempuannya hanya mendapatkan secuil dari bagian harta warisan kakek ku.

Kakek ku mempunyai 5 orang anak, 4 perempuan termasuk ibu ku dan 1 laki-laki yaitu paman ku. Luas tanah yang sudah hampir puluh ribu hektar itu milik kakek ku, hanya secuil dapat untuk anak perempuan kakek ku. Ya termasuk kami semua hanya tersisa dari tempat tinggal dari ibu ku.

Pada hal jika paman ku itu membagi harta warisan sesuai dengan hukum far'ei sudah tentu mendapatkan warisan yang banyak pula karena laki-laki tetapi paman ku main nyelonong saja hingga untuk adik dan kakak paman ku mendapatkan secuil kecil saja. Untuk kami yang hanya tertinggal sekian tidak sampai 10 meter.

Namun yang menjadi masalahnya bukan disitu. Setelah pembagian berlangsung beberapa tahun kemudian paman ku mencaplok lagi harta yang diberikan secuil itu dengan merampasnya sedikit demi sedikit. Tetapi bagi ku itu tidak masalah. Karena Alhamdulillah saya dan keluarga saya masih diberi rizeki lebih.

Menurut ku begitulah manusia meski itu masih merupakan keluarga ku. Tetapi aku masih mengingatnya meski kejadian itu saat aku masig kecil. Tetapi apa yang telah paman perbuat untuk kami semoga saja tidak ada paman lain seburuk paman ku itu yang gila harta.

Itulah yang menurut ku yang dalam kekeluargaan tetap saja ada seorang yang tidak mempedulikan keadaan keluarganya. Semoga kita terhindar dari sikap yang demikian itu. Terima Kasih.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Ketika Kenyataan Tidak Sesuai Dengan Harapan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel